Kamis, 21 Maret 2013

hIDROPONIK


HIDROPONIK
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus yang berarti daya.
Dengan demikian, hidroponik memiliki arti memberdayakan air. Hidroponik juga didefinisikan
sebagai soilless culture atau budi daya tanaman tanpa media tanah. Metode bercocok tanam secara
hidroponik ini berbeda dengan metode bercocok tanam didalam rumah kaca (greenhouse), meskipun
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012
B-64
banyak budidaya hidroponik dilakukan didalam rumah kaca. Penggunaan rumah kaca dalam sistem
hidroponik lebih banyak disebabkan karena faktor-faktor tertentu seperti ekosistem yang lebih mudah
dikendalikan, keterbatasan lahan, Adapun teknik hidroponik terdiri dari :teknik NFT (Nutrient Film
Technic), Ebb and Flow, Aeroponik, DFT (Deep Flow Technic), DFT plus Aerator, Hidroponic Sifon
dan Top Feeding merupakan metode penyiraman dan metode tanam yang digunakan dalam budidaya
tanaman.
Teknik NFT merupakan salah satu teknik yang paling berhasil dan banyak digunakan karena
memiliki effisiensi tinggi pada saat digunakan dalam penanaman, budidaya anak semai berumur dua
minggu keatas. Selain itu lahan tanam untuk teknik NFT tidak mudah rusak, mudah dibersihkan
(terbuat dari plastik PVC) dan dapat dikonfigurasikan sebagai sistem penyiraman yang tidak
memungut kembali kelebihan aliran larutan hara (drain to wash) maupun sistem penyiraman yang
mensirkulasikan kembali kelebihan larutan hara (aquaponic). Sayangnya model talang PVC khusus
untuk NFT tidak tersedia di Indonesia dan harus dicari model penggantinya. Bahan-bahan seperti
fiberglass, multiplex, dan papan kayu telah dicoba di IPB Bogor, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
Berdasar pengujian yang telah dilakukan, kondisi ini lebih banyak disebabkan karena spesifikasi
teknik talang PVC khusus untuk NFT tidak dipublikasikan secara luas dan tidak dijual secara bebas.
Selain itu, hal penting yang mempengaruhi hasil teknik ini adalah penggunaaan timer standart
(sebagai pengatur metode penyiraman otomatis), sehingga proses penyiraman tanaman tidak dapat
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman itu sendiri (terjadi pemborosan air dan nutrisi
Landasan Teori, sistem penyiraman tanaman secara otomatis pada dasarnya merupakan salah
satu bentuk aplikasi rangkaian elektronik ke dalam sistem penyiraman tanaman untuk lahan terbuka
maupun tertutup dan tidak ditentukan berdasar jenis tanaman yang dibudidayakan.
Sistem ini menerapkan pengamatan secara terus menerus (24 jam per hari) terhadap status
kelembaban media tanam yang dipakai. Adapun data perubahan kelembaban media tanam akibat
proses fotosintesis tanaman dan penguapan dikonversi ke bentuk sinyal listrik menggunakan sensor
kelembaban dan digunakan sebagai data eksekusi pengaturan pompa sirkulasi penyiraman. Sebagai
bentuk uji coba sistem secara lengkap, desain alat digunakan bersama teknik hidroponik NFT yang
telah dimodifikasi dan disesuaikan sehingga kemampuan dan effisiensi teknik tersebut dapat
ditingkatkan secara signifikan.
Sistem penyiraman tanaman yang dirancang dimaksudkan untuk menjawab tantangan
kebutuhan akan sistem penyiraman tanaman secara otomatis yang effisien, tepat guna, memiliki
kinerja yang memuaskan dan mampu melakukan penghematan dalam hal pemakaian listrik maupun
pupuk. Untuk mencapai hal tersebut, penulis menerapkan sistem penyiram tanaman dalam model
hidroponik NFT termodifikasi dan memasangnya menjadi suatu sistem penyiram tanaman otomatis
yang dilengkapi dengan jalur-jalur irigasi dan sirkulasi lengkap. Adapun bentuk side plant yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 .Blok Diagram Side Plant
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012
B-65
Dengan desain seperti dalam gambar 1.1 diatas, diharapkan kemungkinan terjadinya hal-hal
yang merugikan dalam bercocok tanam seperti kekeringan media tanam, terhambatnya proses
pertumbuhan tanaman karena pupuk tidak merata, pemborosan pupuk dan air, serta pemakaian listrik
yang berlebihan akibat pompa sirkulasi yang hidup terus-menerus ditiadakan.Hidroponik sendiri
terdiri dari beberapa teknikyang mana setiap teknik memiliki keungulan masing-masing,adapun teknik
hidroponik itu diantaranya adalah : hidroponik substrat dan hidroponikNFT
Teknik substrat merupakan teknik dasar sistem bercocoktanam secara hidroponik. Teknik ini
tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat selain tanah (batu apung,
pasir, serbut gergaji atau gambut) untuk menyerap, menyediakan nutrisi air dan oksigen, serta untuk
mendukung akar tanaman (sumber : Jean Baussingault, Budidaya Tanaman Dengan Pasir Dan Arang,
Perancis).
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan sistem ini adalah :
a) Ukuran partikel dan jenis substrat harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidaya.
b) Sterilisasi substrat yang akan digunakan.
c) Sistem irigasi yang mendukung substrat (ebb and flow atau dropper) dan harus memiliki saluran
drainase yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar